Hari Batik Nasional
Hingga awal abad ke-20, batik yang dihasilkan merupakan batik tulis. Batik cap baru dikenal setelah Perang Dunia 1 berakhir atau sekitar tahun 1920.
Batik sendiri memiliki sebuah pengertian yaitu kain bergambar yang pembutannya secara khusus dengan teknik menulis atau menerakan cairan malam pada kain, dan menghasilkan berbagai motif yang memiliki makna dan arti berbeda-beda yang kemudian pengolahannya diproses dengan cara tertentu yang memiliki kekhasan.
Secara etimologi, kata batik berasal dari Bahasa Jawa, "ambhatik" dari kata "ambha" berarti lebar, luas, kain; dan "titik" berarti titik atau "matik" (kata kerja dalam bahasa jawa berarti membuat titik) dan kemudian berkembang menjadi istilah batik, yang berarti menghubungkan titik-titik menjadi gambar tertentu pada kain yang luas atau lebar.
Pada awalnya kegiatan membatik hanya dilakukan terbatas dalam keraton saja dan batik dihasilkan untuk pakaian raja dan keluarga pemerintah dan para pembesar. Tetapi banyak dari pembesar tinggal di luar keraton, maka kesenian batik ini dibawa oleh mereka keluar dari keraton dan dihasilkan pula di tempatnya masing-masing. Lama kelamaan kesenian batik ini ditiru oleh rakyat jelata dan selanjutnya meluas sehingga menjadi pekerjaan kaum wanita rumah tangga untuk mengisi waktu luang mereka.
Bahan-bahan pewarna yang dipakai ketika membatik terdiri dari tumbuh-tumbuhan asli Indonesia yang dibuat sendiri antara lain dari: pohon mengkudu, tinggi, soga, nila. Bahan sodanya dibuat dari soda abu, sedangkan garamnya dibuat dari tanah lumpur.
Teknik yang digunakan dalam membatik hingga sekarang adalah teknik tulis, teknik cap, teknik celup ikat, dan teknik printing.
Lalu kenapa pada tanggal 2 Oktober di peringati hari Batik Nasional ?
Tanggal 2 Oktober yang ditetapkan sebagai Hari Batik
Nasional berawal dari penetapan batik oleh UNESCO pada 2 Oktober 2009, sebagai Warisan
Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral
and Intangible Heritage of Humanity).
Setelah penetapan itu, maka Indonesia memperingatinya sebagai Hari Batik Nasional.
Ini juga dikuatkan dengan Keputusan Presiden Nomor 33 Tahun 2009.
Di dunia luar, batik pertama kali diperkenalkan oleh Presiden Suharto, saat mengikuti konferensi PBB.
Ini juga dikuatkan dengan Keputusan Presiden Nomor 33 Tahun 2009.
Di dunia luar, batik pertama kali diperkenalkan oleh Presiden Suharto, saat mengikuti konferensi PBB.
No comments:
Post a Comment